Sungai, milik dan untuk siapa

23.29 Rachman Reza Ahari 0 Comments



haijepang.blogspot.com - Dihydrogen Monoxide atau Air sudah sepatutnya mengalir dari dataran yang lebih tinggi menuju ke dataran yang lebih rendah. Selain air tanah (Mata Air) yang mengalir dalam bumi, ada pula air permukaan yang mengalir di atas permukaan bumi. Air yang mengaliri sungai dan gorong- gorong yang sering kita jumpai adalah air perairan darat.

Saat ini, semakin ke hilir air yang mengalir di sungai- sungai semakin berubah rupa, rasa dan aromanya. Dari yang awal jernih, berubah menjadi kehijauan. Ganggang dan lumut tumbuh subur akibat limbah rumah tangga mengandung diterjen tak ramah lingkungan yang dibuang langsung ke sungai. Oksigen yang ada pada air kian menipis terserap Ganggang, akibatnya ikan- ikan dengan insang yang lemah akan mati secara perlahan.  Limbah pabrik dan sampah yang di buang ke sungai menambah buruk kondisi air. Air yang semestinya menjadi sumber kehidupan justru menjadi sumber dari berbagai penyakit.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), di tahun 2015 hampir 68 persen atau mayoritas mutu air sungai di 33 provinsi di Indonesia dalam status tercemar berat. - nationalgeographic.co.id

Melihat fakta yang ada, rasanya sangat menyakitkan untuk mengetahui bahwa air yang begitu melimpahnya ternyata menyimpan banyak zat yang tidak semestinya ada di air.

Ilustrasi sungai yang tercemar


Air yang merupakan kebutuhan pokok sudah seharusnya dijaga bersama, selain dapat didongkrak dengan infrastruktur yang memadai, pola pikir untuk membuang sampah ke sungai sudah harus mulai ditinggalkan. Jika dibandingkan dengan daerah lain yang selalu kekeringan, seharusnya kita bisa banyak bersyukur dengan air sungai yang terus mengalir dan jarang sekali mengalami kekeringan. Tapi, dengan kualitas air yang buruk, jangankan untuk dikonsumsi, untuk digunakan mandi saja kulit pasti iritasi. Dengan kualitas air sungai seperti buruk dan sulitnya mendapat air yang layak, kita harus memutar otak untuk menjernihkan air sungai secara bertahap. Berikut ini adalah gagasan saya tentang tahap- tahap untuk menanggulangi masalah sungai yang tercemar dan langkah pemanfaatan sungai secara maksimal.

Tahap awal yang bisa dilakukan adalah membenahi infrastrukur tempat sampah, terutama di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan pusat keramaian. Kebanyakan orang malas membawa pulang sampah ketika tidak ada tempat sampah disekitarnya, terlebih untuk sampah- sampah basah seperti plastik pembungkus makanan atau minuman. Sampah biasanya akan di letakkan pada tempat yang sudah terdapat sampah sebelumnya, meskipun tempat tersebut bukanlah tempat sampah.

Tahap ke dua adalah memberikan pengarahan tentang bahaya membuang sampah ke bantaran kali, menyediakan Truk pengangkut sampah setiap minggunya dan menyemarakkan gotong- royong untuk membersihkan gorong- gorong dan bantaran kali. Hal ini cukup penting karena kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan sungai masih rendah.



Tahap ke tiga adalah memberikan penyuluhan tentang pentingnya Septictank karena sungai bukanlah tempat untuk membuang air diterjen sisa cuci ataupun membuang kotoran. Dalam jumlah banyak, kedua jenis limbah tersebut akan mengganggu ekosistem sungai dan menumbuhkan bibit penyakit.

Tahap ke empat adalah memberikan penghargaan untuk Desa dengan lingkungan paling bersih dan memberikan sanksi berupa kenaikan iuran kebersihan untuk Desa dengan lingkungan yang kotor. Hal ini bisa menjadi pemacu masyarakat untuk giat menjaga kebersihan lingkungannnya.

Tahap kelima adalah membuka pengolahan sampah terpadu untuk menangani sampah dan endapan lumpur yang ada di sungai. Sampah Anorganik yang terkumpul akan di daur ulang, sementara sampah sampah Organik akan dimanfaatkan sebagai pupuk. Pada pengolahan sampah ini terdapat juga filter yang akan memisahkan limbah dan polutan yang ada pada air sungai hingga air dapat dinyatakan aman. Polutan seperti timbal, oli dan material lainnya kemudian akan diolah pada tempat pengolahan limbah.

Tahap ke enam adalah memanfaatkan tenaga kinetik arus sungai menjadi energi listrik. Setiap aliran sungai memiliki energi kinetik yang dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin. Ketika turbin berputar maka akan terciptalah listrik. Meskipun dalam skala yang kecil, tapi setidaknya listrik yang dihasilkan dapat dinikmati orang banyak.

Tahap ke tujuh adalah menjadikan sungai sebagai sarana rekreasi dan menumbuhkan rasa cinta masyarakat terhadap sungai.

Ilustrasi sungai yang sudah bersih


Mungkin dalam menjalankan setiap langkah pasti ada ganjalan, terutama untuk merubah kebiasaan masyarakat pastilah membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Tapi dengan menjabarkan fakta di lapangan dan membandingkan hasil setelah terciptanya sungai yang bersih, masyarakat pasti akan mulai tergerak hatinya untuk mencitai sungai

Dengan pemanfaatan sungai dengan maksimal, maka masyarakat akan langsung merasakan hasilnya, lingkungan akan terbebas dari banjir, pengeluaran untuk listrik dan air dapat ditekan, sungai jadi lebih indah dan tertata rapi dan ekosistem sungai mulai berangsur normal.

Tunggu apa lagi?. Ayo cintai sungai mulai dari sekarang. Biar semua orang bisa merasakan asyiknya punya sungai yang jernih. :) #SayaCintaSungai

0 comments: